Pulau Berita - Di seluruh dunia, terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan dengan kedatangan musim dingin. Fenomena ini, yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, kembali menarik perhatian khususnya di Singapura, salah satu tetangga Indonesia. Dalam periode ini, Singapura mengalami cuaca yang lebih dingin dengan suhu berkisar antara 20 hingga 30 derajat Celsius, disertai curah hujan yang tinggi dan badai petir. Kelembapan udara juga mengalami peningkatan.
Dalam minggu 19 hingga 25 November, Singapura mencatat lonjakan infeksi COVID-19 hingga dua kali lipat, dari 10.726 kasus menjadi 22.094 kasus. Peningkatan ini diatributkan pada faktor-faktor seperti musim perjalanan di akhir tahun dan penurunan imunitas penduduk. Varian utama yang berkontribusi pada lonjakan ini adalah EG.5 dan sub-varian HK.3, yang mencakup lebih dari 70% kasus di Singapura. Namun, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa varian ini lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibanding varian lain.
Sementara itu, Malaysia mengalami peningkatan kasus sebesar 57,3% dalam seminggu, dengan total 3.636 kasus baru tercatat. Sebagian besar kasus menunjukkan gejala ringan. Filipina juga melaporkan peningkatan kasus, termasuk infeksi yang dialami oleh Presiden mereka, Ferdinand Marcos Jr.
China, setelah mencabut pembatasan COVID-19, menghadapi lonjakan penyakit mirip influenza yang tidak dikaitkan dengan patogen baru atau tidak biasa. Di India, tercatat 83 kasus baru dengan 512 kasus aktif.
Di Amerika Serikat, kasus flu dan COVID-19 meningkat seiring menurunnya infeksi respiratory syncytial virus (RSV). CDC melaporkan sekitar 15.000 rawat inap dan 1.000 kematian terkait COVID-19 setiap minggu. Lonjakan kasus RSV juga membebani fasilitas kesehatan di beberapa negara bagian.
Di Indonesia, terjadi kenaikan kasus COVID-19 sejak Oktober 2023, dengan jumlah kasus meningkat 54% dari Oktober ke November. Menteri Kesehatan Indonesia menekankan pentingnya vaksinasi dan pengikutan protokol kesehatan untuk menghadapi lonjakan kasus ini.
Secara global, peningkatan kasus COVID-19 selama musim dingin menimbulkan kekhawatiran dan memicu respons kesehatan masyarakat di berbagai negara.