Pulau Berita - Kementerian Pertanian, bekerja sama dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri, kembali mengadakan pelatihan formulator pakan ruminansia bagi mantan narapidana kasus terorisme (napiter) dan eks anggota Jamaah Islamiyah.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 peserta yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kegiatan berlangsung selama lima hari, dari Senin hingga Jumat (17-21 Februari 2025), di Brizantha Convention Hall, Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BBPP Batu) atau Indonesian Centre for Livestock Training Batu (ICLT Batu), yang berlokasi di Jalan Songgoriti No. 24, Kota Batu.
Kepala Pusat Pertanian, Badan Penyuluhan, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dr. Inneke Kusumawaty, S.TP, M.P., menyampaikan bahwa hingga Jumat, pelatihan akan berfokus pada sektor pangan.
"Setelah pelatihan formulasi pakan, pada Sabtu dan Minggu akan dilanjutkan dengan pelatihan inseminasi buatan, yang telah bekerja sama dengan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari," ujarnya pada Selasa (18 Februari 2025).
Dalam materi formulasi pakan, terdapat beberapa aspek yang akan dipelajari. Peserta terlebih dahulu harus memahami program pemerintah dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian, khususnya terkait usaha agro bisnis. Dr. Inneke menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga aspek bisnisnya.
"Selain itu, peserta akan mempelajari kebutuhan nutrisi ternak, pemilihan serta penyimpanan bahan pakan. Formulasi pakan meliputi pembuatan pakan ruminansia yang ekonomis, berbasis bahan pakan utama dan karakteristiknya," tambahnya.
Diharapkan, melalui pelatihan ini, peserta mampu menyusun formulasi pakan secara mandiri.
"Semoga pelatihan ini memberikan manfaat, sehingga peserta memahami teknik sederhana dalam pembuatan pakan yang tepat dari segi volume, komposisi, dan fungsi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Irjen. Pol. Drs. Sentot Prasetyo, S.I.K., menegaskan bahwa sektor pertanian dan peternakan memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan nasional.
"Dua sektor ini menjadi perhatian bersama dalam mendukung ketahanan pangan nasional, sejalan dengan program Asta Cita Presiden, khususnya dalam peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan serta inovasi di bidang pangan," tegasnya.
Menurut Irjen. Pol. Sentot, kunci utama keberhasilan sektor peternakan adalah tersedianya pakan berkualitas yang efisien dan berkelanjutan. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi bagian dari program deradikalisasi dan reintegrasi sosial bagi mantan narapidana kasus terorisme dan anggota Jamaah Islamiyah agar dapat mandiri secara ekonomi.
"Kami berharap peserta dapat aktif berpartisipasi, berdiskusi dengan narasumber yang kompeten, serta memahami teknik pembuatan pakan yang efisien dan berkelanjutan," pungkasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Dr. Ineke Kusumawati, S.PP., M.P.; Kepala Densus 88, Irjen. Pol. Sentot Prasetyo, S.I.K.; Direktur Pencegahan Densus 88, Kombes Pol. John Renald Hutagalung, S.I.K., M.H.; Kepala Intelijen Kasad, Tubagus Aripidari, S.I.K., Psik.; serta sejumlah pejabat lainnya dari berbagai instansi terkait.